Keluarga Besar

Saturday, August 29, 2015

Indonesia Merdeka, Indonesia Beradab



Indonesia Merdeka, Indonesia Beradab.
Oleh: Abu Rizal Syifa



Indonesia adalah negara yang mengikat lebih dari 1.128 (seribu seratus dua puluh delapan) suku bangsa (data BPS) dan bahasa, ragam agama dan budaya di sekitar 17.508 (tujuh belas ribu lima ratus delapan) pulau. Citra satelit terakhir menunjukkan 18.808 pulau, yang membentang dari 6° 08’ LU hingga 11°15’ LS, dan dari 94°45’ BT hingga 141°05’ BT. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwasanya Indonesia adalah negara-bangsa yang besar, luas, dan memiliki kemajemukan yang sangat luar biasa. 

Telah tertulis dan tertanam di dalam sejarah yang akan diingat sampai dunia ini hancur, Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945. Ya, semua rakyat Indonesia dari berbagai golongan wajib mengetahui hal itu.

Perjuangan itu artinya berkorban, berkoban berarti terkorban. Begitu luar biasa perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang mengorbankan segalanya, mulai dari diri hingga harta untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Merdeka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merdeka adalah bebas dari perhambaan, penjajahan, atau berdiri sendiri. Jika dikaitkan dengan Indonesia, maka bebas menjadi sebuah negara-bangsa yang independen atau berdiri sendiri, bebas mengatur roda pemerintahan, ekonomi, politik, pendidikan, dan berbagai sektor lainnya.

Setelah kemerdekaan diproklamirkan hingga terjadinya reformasi, kemerdekaan yang diartikan kebebasan tidak hanya untuk pemerintah, melainkan menjadi hak setiap rakyat. Namun, ironisnya kebebasan ini banyak disalah artikan oleh berbagai golongan, salah satunya generasi muda Indonesia.
Merdeka memang mempunyai arti kebebasan, akan tetapi kebebasan disini mempunyai batas-batas tertentu. Dewasa ini, banyak generasi yang beranggapan, bahwa mereka bebas mengekspresikan diri sesuka hati, melakukan apa yang diinginkan, bebas tanpa batas. Sehingga yang timbul adalah keegoisan, tidak peduli kepada sesama dan lingkungan sekitarnya.  Ya, memang benar merdeka itu berarti kebebasan, namun ada hal yang harus diperhatikan agar kebebasan tidak merugikan orang lain, apalagi merugikan negara-bangsa.

Lantas, bagaimana cara memfilter generasi muda agar tidak merugikan orang lain apalagi negara-bangsa?
Para pendiri bangsa berusaha menjawab tantangan tersebut dengan melahirkan sejumlah konsepsi kebangsaan dan kenegaraan, antara lain yang berkaitan dengan dasar negara, konstitusi negara, bentuk negara, dan wawasan kebangsaan yang dirasa sesuai dengan karakter keindonesiaan. Lebih jelasnya adalah solusi filterisasi agar generasi muda tidak merugikan orang lain bahkan negara-bangsa adalah dengan menerapkan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan memahami serta mengaplikasikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diketahui, diperhatikan, dan di aplikasikan.

Apa peran atau pengaruh empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi generasi muda?
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara mempunyai pengaruh yang sangat besar apabila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pemuda Indonesia. Bukan kerugian yang akan disebabkan melainkan kebaikan atau keuntungan apabila penerapan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Pancasila adalah filsafat negara, dimana semua rumusan atau sila yang ada di dalam Pancasila telah disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada di Indonesia. Pancasila lahir dari pemikiran para pendiri bangsa yang sangat mendalam. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi landasan pokok bagi penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. Di dalam Pancasila terdapat semangat gotong royong. Dengan semangat gotong royong itu, konsepsi tentang dasar negara dirumuskan dengan merangkup lima prinsip utama (sila) yang menyatukan dan menjadi haluan keindonesiaan. Kelima sila itu terdiri atas: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/ perwakilan: 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Selanjutnya, UUD 1945 adalah konstitusi negara sebagai landasan konstitusional bangsa Indonesia yang menjadi hukum dasar dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. UUD 1945 memuat aturan dasar yang demokratis dan modern sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan dinamika bangsa Indonesia. UUD 1945 hanya akan bermakna dan bermanfatat apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh, konsisten, dan konsekuen oleh seluruh komponen bangsa, terutama para penyelanggara Negara. Pelaksanaan UUD 1945 secara konsisten dan konsekuen akan memberikan harapan besar bagi terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis, dan relegius sebagai perwujudan pelaksanaan cita-cita Proklamasi yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Pilar selanjutnya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir dari pengorbananan jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Negara Indonesia yang majemuk diikat oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diartikan walaupun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda, baik dari suku, agama, dan bangsa tetapi tetap satu adalah bangsa Indonesia. Pengukuhan ini telah dideklarasikan sejak 1928 yang dikenal dengan nama “Sumpah Pemuda”.

Generasi muda sudah harus kembali mempelajari apa itu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika serta apa nilai yang tekandung di dalamnya. Saat ini, tidak sedikit para pemuda yang tidak menghafal pancasila, tidak ingin tahu apa itu UUD 1945, tidak menghargai perjuangan berdirinya NKRI, serta tidak menghargai saudaranya sendiri apalagi orang lain. Intinya, pemahaman dan pelaksanaan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara diacuhkan. 

Banyak Generasi muda yang tidak mengerti apa itu empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dan bagaimana penerapannya. Ironisnya, ini menyebabkan tidak diterapkannya etika dan norma yang berlaku, berkurangnya nasionalisme, rasa mencintai tanah air Indonesia memudar, kurangnya sikap saling menghargai antar sesama sehingga yang timbul adalah konflik bahkan sampai dengan perkelahian, tawuran, dan saling membunuh satu sama lain.

Generasi muda saat ini semestinya sudah harus memahami, menjaga, menghayati, dan melaksanakan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam pranata kehidupan sehari-hari, dimana Pancasila yang menjadi sumber nilai dan ideologi, UUD 1945 sebagai aturan yang semestinya ditaati, dan NKRI adalah harga mati, serta Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat, demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.





Wednesday, March 5, 2014

Nusantara Young Leaders Forum 2014.



Yogyakarta-Nusantara Young Leaders Forum (NYLF) 2014 merupakan acara perdana yang mengumpulkan pemuda dari seluruh negara Asia Tenggara yang ingin berkontribusi dalam memajukan bangsanya. Selain itu, NYLF 2014 dijadikan sebagai langkah awal untuk membangun Nusantara dengan lebih baik lagi. NYLF adalah salah satu agenda dari Nusantara Yong Leaders yang merupakan perkumpulan para pemimpin muda se-Asia Tenggara yang bergerak di bidang peningkatan kualitas kepemimpinan pada generasi muda dan kepedulian kepada masyarakat serta sebagai pererat tali persaudaraan antara para pemimpin muda se-Asia Tenggara. Penyelenggaraan NYLF pertama ini digelar selama tiga hari yaitu pada 24-27 Januari 2014 di Kaliurang, Yogyakarta. Tahun ini, NYLF mengambil tema “ASEAN Youth preparation in the face of the AEC 2015”. Dengan tema ini diharapkan para pemuda mampu berdiri dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 dan memberi solusi demi terciptanya generasi produktif untuk mewujudkan Indonesia dan negara ASEAN lainnya yang lebih baik.

Walaupun peserta dari negara lain tidak bisa hadir karena beberapa kendala teknis, NYLF tetap berlangsung dengan dihadiri oleh 37 peserta dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Mereka diseleksi melalui dua tahap yaitu seleksi dokumen secara online dan sesi interview online. Proses seleksi sendiri dilakukan oleh perwakilan dari universitas se-Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Leadership Camp (ILC) 2013 di UI yang menghadirkan 120 mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Para pemuda ini membawa misi daerah masing-masing bagaimana menyinergiskan individu-individu di Indonesia untuk menghadapi AEC 2015 nanti. Lebih lanjut acara ini membahas tentang bagaimana menjadi seorang public speaking yang baik dan mempromosikan kemampuannya di kancah internasional. “Kita butuh sesuatu yang konkret dan kerja keras hingga bisa memberikan inspirasi dan menjadi virus perubahan bagi lingkungan sekitarnya, so if you don’t like it change it! Karena pemuda adalah sebagai agen perubahan,” tutur Angga Fauzan, selaku ketua NYL dalam pembukaan NYLF 2014.




Dalam ajang NYLF 2014 ini, terdapat berbagai macam aktivitas mulai dari rapat kerja, seminar, training, malam budaya serta field trip ke Borobudur dan Yogyakarta. “Dengan adanya kegiatan ini para pemuda di Asia Tenggara, khususnya ASEAN diharapkan dapat membangun karakter melalui pengetahuan, keterampilan di berbagai bidang dan memberdayakan potensi dan aktivitas generasi muda untuk menjadi bagian dari pencapaian AEC 2015,” pungkas Zumaro, ketua penyelenggara NYLF 2014. Ke depannya, organisasi Nusantara Young Leaders (NYL) akan mengadakan berbagai langkah nyata dalam misinya melakukan peningkatan mutu para pemuda Asia Tenggara sebagai agen perubahan dengan beberapa event yang akan digelar di Surabaya. (http://bulaksumurugm.com/)

Tuesday, January 28, 2014

TBAP STORY: 19 Januari 2013 :) (Minggu ketiga) By ARS



Pagi hari yang lumayan cerah, keluarga relawan TBAP mulai berkumpul di SPBU Cipacung, jam 8.15 pagi, dan mulai berangkat menuju lokasi TBAP.  Ada yang beda di minggu ketiga TBAP kali ini, apa ya? Ya, beberapa relawan tidak bisa datang, karena sakit. Cepat sembuh ya teman-teman relawan.

Para relawan tiba dilokasi TBAP, jam 08.30, kemudian kembali berdiskusi beberapa menit mengenai pelaksanaan strategi bermain dan belajar di minggu ketiga bersama anak-anak peserta didik di TBAP.

Iya, ternyata sama seperti minggu sebelumnya, ada beberapa relawan yang sudah stand by di Kp. Cigintung (lokasi TBAP), seperti biasa, mereka mencoba menjalin hubungan baik dengan masyarakat di Kp. Cigintung, hehehe, meginap di rumah salah satu warga lagi.

Jam sudah menunjukkan angka 9, waktu bermain dan belajar, relawan dengan peserta didik di mulai. Di minggu ketiga ini, adik-adik peserta didik TBAP, mendapatkan Tiga Mata Pelajaran, pertama bahasa asing (Arab dan Inggris), kedua IPA, dan yang ketiga IPS. Kecerian para relawan dan peserta didik adalah suatu hal yang sangat indah.

Nah, jam 11.30, waktunya untuk istirahat para relawan dan peserta didik. Hehehehe, ya, seperti biasa, waktu istirahat digunakan Shalat, makan siang, dan saling menjalin hubungan baik antar relawan dan peserta didik. Hehehehe, makan di atas daun pisang, adalah suatu rutinitas yang tidak dapat ditinggalkan.

Teng,  sudah jam 13.30, waktunya untuk kembali bermain dan belajar. Para relawan staf pengajar dan peserta didik, mulai memasuki kelas masing-masing. Bermain sambil belajar pun dimulai kembali

Tidak terasa, sudah satu jam lagi, para relawan dan peserta didik berada di dalam kelas. Nah, jam 14.30, peserta didik pun, dipersilahkan pulang. Iya, peserta didik pulangnya lebih cepat di minggu ketiga ini, karena akan ada rapat evaluasi staf pengajar.

Peserta didik pulang, sedangkan para relawam staf pengajar rapat terlebih dahulu. Setelah rapat selama 45 menit, para relawan staf pengajar pun pulang, ya beristirahat, mempersiapkan energi untuk aktivitas di hari esok.


Hmmm. J Mungkin ini cerita di minggu ketiga TBAP. Tetap semangat keluarga TBAP. Teruslah berbagi dalam hal kebaikan. J Kebaikan itu menginspirasi. Sadar atau tidak, kebaikan yang kita lakukan, akan berdampak positif bagi diri kita sendiri, dan sangat luar biasa, apabila kebaikan yang kita lakukan juga berdampak positif  untuk orang lain. Semoga kita dapat terus bermanfaat untuk orang lain. Aamiin. J  Nantikan cerita selanjutnya di minggu keempat :) 

TBAP Story : Minggu, 12 Januari 2014 (Minggu kedua) By ARS


Assalamu'alaikum Wr. Wb
Minggu kedua (12/01/2014) TBAP. Di pagi hari yang sedikit mendung, para relawan berkumpul di SPBU Cipacung jam delapan pagi. Seperti biasa, para relawan saling menunggu kedatangan relawan yang lain. Hehehe, relawan staf pengajar yang baik dan setia kawan. Mereka bukan hanya sekedar relawan, tetapi mereka adalah keluarga besar TBAP. :)
Berbeda dengan kedatangan relawan lainnya, ternyata, teman-teman divisi peralatan dan keamanan, sudah berada terlebih dahulu di lokasi TBAP, hehehehe, iya, karena mereka menginap di Kp. Cigintung, di rumah salah satu masyarakat. Mereka menginap, untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan masyarakat. Tidak hanya itu, menginapnya teman-teman divisi peralatan dan keamanan, adalah untuk mengantisipasi kedatangan peserta didik TBAP yang sangat bersemangat untuk belajar, hehehehe, semangat belajar peserta didik, dapat dilihat, dari kehadiran mereka yang bisa disebut, masih terlalu pagi. Ya, karena ketika minggu pertama, sekitar jam 07.00 pagi, lokasi TBAP sudah penuh dengan peserta didik. :)
Sekitar pukul 08.30, teman-teman relawan yang berkumpul di SPBU Cipacung, berangkat menuju lokasi TBAP. Sementara di lokasi TBAP, divisi peralatan , keamanan, dan peserta didik, sudah siap menyambut kedatangan para relawan staf pengajar. Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Indonesia, dan Matematika, adalah mata pelajaran yang akan diterima oleh peserta didik di minggu kedua TBAP. :)
Pukul 08.40, para relawan tiba di lokasi TBAP, kedatangan teman-teman relawan, membuat semangat peserta didik yang telah menunggu, meningkat, ya, itu dapat dilihat dari kesungguhan dan kecerian mereka. Setelah tiba, teman-teman relawan, mengadakan diskusi mengenai pergerakan planning mengajar di minggu kedua. Nah, pukul 09.00 pagi, pembelajaran dimulai. :)
Sementara ini, TBAP mempunyai tiga ruang belajar yang dapat digunakan. Ruangan pertama (A), terdiri dari pesertda didik TK- SD kelas II, rungan kedua (B), terdiri dari peserta didik kelas III- IV SD, dan di ruangan ketiga, terdiri dari kelas VI SD-VII SLTP. :)
Hehehe, seru bermain dan belajar bersama peserta didik TBAP. Luarbiasa. Seharusnya pembelajaran untuk sesi pertama sampai dengan jam 12.00 siang, akan tetapi, karena banyak hal yang harus dimusyawarahkan, para relawan harus mengadakan rapat. Nah, pukul 11.00 pagi, peserta didik diperbolehkan istirahat, dan kembali berkumpul dilokasi TBAP, pukul 13.30 siang. :)
Rapat pun dimulai, pada rapat kali ini, dibahas mengenai efektivitas dalam mengajar, departemen/ divisi TBAP, dan persiapan Gebyar Maulid Nabi Muhammad Saw. Pukul 12.00 Rapat pun dihentikan, karena waktu sudah istirahat telah tiba. Pukul 12.00-13.30 adalah waktu istirahat relawan juga, hehehe. Belum selesai, para relawan akan kembali rapat, setelah jadwal pembelajaran selesai, pukul 15.00 sore.
Waktu istirahat digunakan untuk sholat, makan siang, dan memperkuat komunikasi antar para relawan. Setelah sholat, ada rutinitas yang tidak akan hilang, ya makan bareng dengan daun pisang sebagai alas, ya, ini juga adalah salah satu cara untuk mempersatukan dan mempeerat hubungan kekeluargaan para relawan TBAP. Hehehehe. :)
Ets, lupa. Sebenarnya teman-teman relawan mempunyai dua rencana di minggu kedua ini, ya selain belajar di kelas, rencananya akan menjelajah bersama adik-adik peserta didik TBAP. Tetapi, karena hujan kembali membasahi bumi, menjelajah pun dibatalkan, dan rencananya akan dilaksanakan di minggu selanjutnya, apabila tidak hujan. :)
Pukul 13.30, peserta didik TBAP sudah kembali ramai di ruangan kelas masing-masing, nah, para relawan pun kembali menuju kelas, sesuai dengan jadwal dan giliran. Semangat, dan kecerian para relawan bersama peserta didik membuat suasana menjadi indah. 
Teng, jam menunjukkan angka 3, sudah saatnya pembelajaran dihentikan, karena waktu pulang untuk peserta didik pun tiba. Sebelum pulang, rutinitas berdo’a tidak akan ditinggalkan. Setelah berdo’a, peserta didik pun, dipersilahkan pulang dengan tertib. :)
Peserta didik pulang, akan tetapi tidak dengan para relawan. Setelah peserta didik pulang, para relawan kembali bermusyawarah untuk kembali merapatkan mengenai efektivitas mengajar, departemen/ divisi, dan gebyar maulid. Rapat berlangsung selama satu jam. 
Setelah rapat, pukul 16.00 para relawan pun bergegas menuju rumah masing-masing, hehehe. Terimakasih atas semangat dan ketulusannya teman-teman, tetap semangat. Itulah perkataan yang selalu diucapkan seseorang diantara para relawan sebelum pulang. Para relawan kembali ke tempat peristirahatan sementaranya masing-masing. :)
Hmm. Luarbiasa, ada suguhan khusus yang diberikan oleh salah satu teman relawan kepada beberapa teman-teman relawan. Suguhan itu memberikan banyak sekali kenyataan dan pembelajaran kepada teman-teman relawan, sehingga mengharuskan beberapa teman-teman relawan pulang malam, ya sekitar jam 9 malam. Terimakasih.:)
Mungkin hanya ini yang dapat diceritakan untuk pertemuan di minggu kedua TBAP. Mohon maaf atas kekurangannya ya… Keep Spirit !!! :)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

                                          


Minggu Pertama Taman Belajar Anak Pandeglang (Berita/ Cerita dari Hazza Isnaeni)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 



Syukur Alhamdulilah kegiatan hari ini menyenangkan sekali untuk kita semua terutama teman-teman TBAP 
Kegiatan minggu pertama ini, dimulai dari jam 09:00 wib disambut oleh gerimis yang tak habis-habisnya menyirami taman belajar kami, namun salut sekali sama teman-teman kecil TBAP mereka tetap hadir meskipun becek-becek tak ada ojeg pula,  
hmm Luar biasa sekali teman sangat super. (ala pak mario) 


Topik minggu ini, pendataan peserta TBAP, Perkenalan, dan mulai belajar dikelas #PlanB (lohh ko langsung ke plan B ??, plan A nya apa ??  )

Jadi begini, untuk kegiatan minggu ini ada 2planing : plan A itu menjelajah sambil belajar (kalau tak hujan) plan B belajar dikelas (kalau hujan)
hmm karena cuaca tak mendukung  gerimis terus dehh, yasudah ketua memutuskan kita belajar dikelas sampai akhir kegiatan jam 15:00 wib (dari jam 9 pagi sampe jam 3 sore ?? ) eitss tenang dulu sabar dong,, ada istirahatnya ko, lumayan lama  dari jam 12:00 sampai jam 01:30 wib, lama kann ?? 
tapi tetap aja masih gerimis,, hmm syukuri aja deh.


Terbagi 3 ruangan, ruangan utama berisi teman-teman kelas 0 besar, umuran 5tahunan lah, sedangkan 2kelasnya masih dalam kondisi campuran (belum dibagi lagi), untuk kegiatan dimasing-masing kelas, yaitu belajar membaca, menggambar, menulis, itu sih khusus di kelas 0 besar, kalau dikelas lain sama aja belajar juga, tapi menggunakan teknik bermain games, tebak-tebakanlah bisa dibilang begitulah sampai akhir acara.

Tiba saatnya pulang (hore...hore..hore..) waktu menunjukkan jam 15:00 wib atau jam 3 sore teman-teman kecil TBAP dipersilahkan pulang kerumah masing-masing, namun masih aja gerimis tak henti-hentinya menyirami taman belajar ini, kita bersyukur aja ya teman  .
Terimakasih untuk minggu iniii..

(hmm...minggu ini cukup segitulah cerita-cerita dari Taman Belajar Anak Pandeglang - TBAP)
nantikan cerita minggu selanjutnya yaa 

Wassalamu'alaikum.wr,wb 
 

Monday, November 4, 2013

Future Heroes

Setiap tahun, tanggal sepuluh november selalu di peringati sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Peringatan hari pahlawan  ini selalu diawali dengan upacara yang  dilaksanakan di kantor-kantor pemerintah,  sekolah- sekolah ataupun instansi pemertintah dan swasta lainnya. Selain itu, sudah menjadi suatu ritual tersendiri setelah pelaksanaan upacara selalu diiringi dengan kunjungan ke taman makam pahlawan untuk menaburkan bunga di atas pusaran para pahlawan pembela bangsa. Inilah bentuk penghormatan yang luar biasa terhadap mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi  bangsa dan negara.

Pahlawan? Ya, mungkin kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut. Kata yang seringkali digunakan oleh berbagai kalangan dalam berbagai segi kehidupan. Akan tetapi, sudahkah kita tahu apa arti pahlawan sesungguhnya?


Sobat BieM dan GP, menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberaniannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Dari pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa pahlawan adalah seseoang yang mempunyai nilai lebih dari orang lain dalam hal berbuat kebaikan demi kepentingan bersama, tentunya semua kebaikan yang dilakukan berdasarkan keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan. Pahlwan revolusi, pahlawan nasional, pahlawan devisa, dan pahlawan tanpa tanda jasa adalah kata-kata yang seringkali kita dengar, ya karena merekalah para pejuang-pejuang bangsa yang rela mengorbankan waktu, tenaga, serta pikiran demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Lantas, apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari para pahlawan?

Sobat BieM dan GP, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari pahlawan, diantaranya prinsip dalam berjuang. Mengapa tidak? Untuk membela negara, tidak peduli berapa banyak harta dan keringat yang keluar, berapa banyak darah yang bercucuran, bahkan berapa banyak waktu yang tersita. Mereka tidak peduli. Ya, Semuanya dikorbankan dan  dilakukan tanpa rasa pamrih dan tak kenal menyerah demi kesejahteraan dan kemerdekaan bangsa. Tidak hanya itu, sifat sabar dan selalu berikhtiar juga merupakan kunci sukses para pejuang. Namun, apa yang bisa kita lakukan untuk meniru dan mengaplikasikan jiwa pahlawan dalam kehidupan kita sehari-hari?
 
Sobat BieM dan GP, sudah saatnya kita mempersiapkan diri untuk menjadi pahlawan, ya pahlawan masa kini dan masa depan. Mengapa? Karena jika bukan kita, siapa lagi yang akan berjuang untuk bangsa ke depannya, siapa lagi yang akan berjuang demi kemerdekaan bersama, kemerdekaan yang utuh, dalam semua aspek kehidupan. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi pahlawan untuk masa kini dan masa depan? Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri menjadi pahlawan masa depan, diantaranya dengan terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam segi akhlak atau perilaku maupun pengetahuan. Apa tujuan semua itu? Tentunya, Tujuan yang paling utama adalah untuk menciptakan generasi-generasi bangsa yang cerdas, generasi-generasi bangsa yang tidak akan bisa tertipu dengan semua tipu muslihat bangsa-bangsa lain.

Sobat BieM dan GP, berapa banyak kekayaan alam negara kita yang dikeruk dan dimanfaatkan oleh negara asing, kekayaan alam yang seharusnya utuh untuk dimanfaatkan oleh bangsa demi kesejahteraan rakyat. Sangat ironis, jika situasi ini terus-menerus terjadi dan melanda bangsa. Apakah mungkin semua itu karena kebodohan para pemimpin sekarang? Mungkin saja, untuk itu sudah saatnya kita bergerak, bergerak menuju perubahan yang lebih baik.

Sobat BieM dan GP, tetaplah berjuang, berjuang untuk diri sendiri dan bangsa. Tak ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah upaya yang tak setinggi cita-cita. Tetap semangat, semuanya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Seseorang, kelompok, bahkan suatu negara, tidak akan merasakan manisnya kehidupan sebelum merasakan pahitnya perjuangan dan pengorbanan. Mari kita satukan pikiran, hati, dan pergerakan menuju perubahan yang lebih baik untuk bangsa, ya bangsa Indonesia.

***

ARS




Wednesday, October 9, 2013

SILATDA & PEMILU Forum OSIS Kab. Pandeglang




Pandeglang, Banten Muda— Demi mengoptimalisasikan kemampuan yang dimiliki oleh pelajar Pandeglang, Forum OSIS Kabupaten Pandeglang (FOKP) menyelenggarakan kegiatan silaturrahmi daerah (SILATDA) antar OSIS se- Kab. Pandeglang sekaligus pemilihan umum (PEMILU) ketua baru, minggu (06/10). Kegiatan tersebut dilaksanakan di  gedung MA MII Al-Hikmah Cidangiang Pandeglang.

Berbagai diskusi dibahas pada kegiatan tersebut, mulai dari dekadensi moral yang terjadi dikalangan pelajar dan pejabat pemerintah, keterpurukan ekonomi Indonesia dan Kabupaten Pandeglang khususnya, yang sudah tiga tahun berturut-turut mengalami disclaimer, serta berbagai diskusi lainnya mengenai pengembangan potensi pelajar di Kab. Pandeglang. Tak lupa materi mengenai organisasi dan motivasi yang disampaikan oleh Fikri Habibi, S. Sos dari Banten Muda Community juga turut memberikan semangat  bagi peserta SILATDA dan PEMILU FOKP.
 
Pada kegiatan ini juga, terpilihlah Imang Purnawan perwakilan dari Madrasah Aliyah Mathlabul Huda sebagai ketua umum forum OSIS Kab. Pandeglang angkatan ketiga periode 2013-2014, setelah melalui berbagai proses yang dilakukan oleh dewan kehormatan (DK) FOKP. Mulai dari prosesi wawancara, penyampaian visi misi, debat antar calon ketua, dan pemungutan suara. Imang berhasil menduduki kursi ketua umum FOKP setelah mengalahkan pesaing-pesaingnya, antara lain: Yuli M dari SMKN 1 Pandeglang, Anan Firmansyah dari SMKN 7 Pandeglang, dan Ahmad Firdaus dari MA MII Al-Hikmah Cidangiang Pandglang.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempersatukan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh para pelajar demi terciptanya perubahan yang lebih baik dalam berbagai bidang di Kabupaten Pandeglang, terutama pendidikan, papar Abu Rizal Syifa selaku ketua pelaksana kegiatan.

“ Harapan saya, semoga kegiatan ini dapat memacu semangat para pelajar untuk terus berkarya dan menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif, sehingga ke depannya Kabupaten Pandeglang dapat menjadi daerah yang bisa diteladani oleh daerah-daerah lainnya di Indonesia, ujar  Entus Hunaeni M, SE, pembina Forum OSIS Kab. Pandeglang. (ARS)